Pahami Tanda-tanda Terjadinya Serangan Panik, Awas Jangan Keliru!
Content Writer | Carepro.co.id
Daftar Isi
- Apa Itu Serangan Panik?
- Penyebab Serangan Panik
- 1. 1. Faktor genetik dan biologis
- 2. 2. Stres dan trauma
- 3. 3. Penyakit medis
- 4. 4. Pemicu lingkungan
- 5. 5. Kondisi fisiologis
- 6. 6. Riwayat penyalahgunaan zat
- Tanda-tanda Serangan Panik
- 1. 1. Gejala fisik
- 2. 2. Gejala psikologi
- Diagnosis Serangan Panik
- Cara Mengatasi Serangan Panik
Serangan panik mungkin menjadi pengalaman yang intens dan menakutkan yang melibatkan rasa takut yang mendalam, ketidaknyamanan fisik, dan kecemasan yang berlebihan. Pemahaman mengenai tanda-tanda serangan panik dan cara mengatasinya penting agar seseorang dapat mengelola kondisi ini dengan lebih efektif.
Berikut ini Care Pro akan membahas apa itu serangan panik, mengenali tanda-tandanya, dan memberikan wawasan mengenai cara mengatasi serangan panik. Yuk, simak!
Apa Itu Serangan Panik?
Serangan panik atau panic attact adalah respons tubuh terhadap situasi yang dianggap sebagai ancaman, meskipun seringkali tidak ada ancaman fisik yang nyata. Hal ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan menciptakan perasaan ketidakmampuan untuk mengendalikan diri atau situasi.
Seseorang yang mengalami serangan panik mungkin merasa seperti kehilangan kendali, sesak napas, dan mengalami gejala fisik yang intens. Kebanyakan serangan panik berlangsung beberapa menit, tetapi beberapa bisa berlanjut lebih lama atau memiliki serangkaian serangan yang terjadi berturut-turut.
Baca juga: 7 Tanda Skizofrenia Paranoid yang Perlu Diwaspadai
Penyebab Serangan Panik
Serangan panik dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor genetik, gangguan kecemasan, stres, lingkungan, dan lainnya. Berikut penjelasannya:
1. Faktor genetik dan biologis
Riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan atau serangan panik dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hal serupa. Ketidakseimbangan neurotransmitter, seperti serotonin dan norepinefrin, dalam otak juga dapat berperan dalam munculnya serangan panik.
2. Stres dan trauma
Pengalaman traumatis, baik fisik maupun psikologis, seperti kecelakaan, kehilangan yang signifikan, atau pelecehan, dapat memicu serangan panik. Stres berkepanjangan atau situasi hidup yang sulit juga dapat meningkatkan risiko serangan panik.
3. Penyakit medis
Beberapa kondisi medis, seperti penyakit jantung, hipertiroidisme, atau hipoglikemia, dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan serangan panik. Penyakit kronis atau kondisi kesehatan tertentu juga dapat berperan.
4. Pemicu lingkungan
Situasi atau lingkungan tertentu yang dianggap ancaman atau menakutkan dapat menjadi pemicu serangan panik. Paparan terhadap stressor lingkungan tertentu, termasuk kebisingan atau keramaian, juga dapat memicu serangan panik.
5. Kondisi fisiologis
Perubahan hormonal, terutama pada wanita selama periode menstruasi, kehamilan, atau menopause, dapat memainkan peran dalam munculnya serangan panik.
Peningkatan aktivitas fisik atau konsumsi kafein juga dapat mempengaruhi sistem saraf dan memicu serangan panik.
6. Riwayat penyalahgunaan zat
Penggunaan obat-obatan tertentu, terutama yang bersifat stimulan, dapat memicu serangan panik. Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan terlarang juga dapat meningkatkan risiko serangan panik.
Baca juga: 5 Penyakit ini Disebabkan oleh Sirkulasi Darah yang Tidak Lancar, Hati-hati!
Tanda-tanda Serangan Panik
Seseorang yang mengalami serangan panik umumnya memiliki dua gejala, yaitu gejala fisik dan psikologis. Berikut ini gejala-gejalanya yang telah dirangkum dari beberapa sumber:
1. Gejala fisik
- Detak jantung yang meningkat.
- Sesak napas atau rasa tercekik.
- Gemetar atau keringat berlebihan.
- Nyeri dada atau ketidaknyamanan di bagian tubuh tertentu.
- Mual atau perut kembung.
2. Gejala psikologi
- Rasa takut yang mendalam atau kepanikan.
- Ketidaknyamanan secara emosional.
- Kekhawatiran yang berlebihan akan kematian atau kehilangan kendali.
- Perasaan depersonalisasi atau derealisasi (merasa terputus dari diri sendiri atau lingkungan).
Diagnosis Serangan Panik
Seseorang yang pertama kali mengalami serangan panik biasanya mengira bahwa hal yang dialami adalah serangan jantung, sebab sulit untuk membedakan gejalanya tanpa bantuan medis. Diagnosis serangan panik umumnya didasarkan pada gejala yang dialami oleh seseorang serta pemeriksaan medis dan psikologis yang mendalam.
Dokter biasanya melakukan langkah-langkah tes untuk mendiagnosis serangan panik, diantaranya:
- Wawancara klinis. Dokter akan melakukan wawancara dengan pasien untuk memahami gejala yang dialami, frekuensi dan keparahannya, serta faktor-faktor pemicu yang mungkin ada.
- Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit fisik lain yang mungkin menyebabkan gejala yang serupa dengan serangan panik, seperti masalah jantung atau gangguan tiroid. Tes darah biasanya juga dilakukan untuk mengeliminasi kemungkinan kondisi lain.
- Pemeriksaan psikiatri. Dokter atau profesional kesehatan mental akan mengevaluasi riwayat kesehatan mental pasien dan mencari tanda-tanda gangguan kecemasan atau gangguan mental lainnya.
- Pedoman diagnosis. Diagnosis serangan panik mengikuti pedoman diagnostik yang ditetapkan, seperti Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental Edisi Kelima (DSM-5) atau International Classification of Diseases (ICD-10). Kriteria diagnosis serangan panik termasuk pengalaman serangan panik yang tak terduga, sering disertai dengan kecemasan berlebihan tentang kemungkinan serangan berikutnya atau perubahan perilaku untuk menghindari situasi yang mungkin memicu serangan.
- Penilaian lainnya: Dokter mungkin juga melakukan penilaian tambahan, seperti tes darah atau tes pencitraan, jika diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi medis lain yang mungkin menyebabkan gejala serupa.
Setelah diagnosis serangan panik ditegakkan, dokter akan merencanakan pengelolaan dan pengobatan yang sesuai. Ini bisa meliputi terapi kognitif-perilaku, obat-obatan, atau kombinasi dari keduanya, tergantung pada kebutuhan dan preferensi pasien.
Terapi jangka panjang dan dukungan psikososial juga dapat diperlukan untuk membantu pasien mengatasi serangan panik dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Baca juga: Cara Alami Mengatasi Tremor: Mulai dari Perubahan Gaya Hidup Hingga Terapi Ringan
Cara Mengatasi Serangan Panik
Pada umumnya, tujuan pengobatan serangan panik yaitu untuk mengurangi frekuensi dan intensitas agar penderita dapat segera membaik. Saat mengalami serangan panik, berikut yang dapat dilakukan untuk meredakan gejalanya:
- Bernapas dengan tenang. Fokus pada pernapasan dalam dan perlahan. Praktikkan teknik pernapasan dalam untuk meredakan ketegangan.
- Mengidentifikasi pemicunya. Kenali pemicu serangan panik dan usahakan untuk menghindarinya atau mengelolanya dengan baik.
- Menerapkan teknik relaksasi. Terapkan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau olahraga ringan. Hal ini perlu melibatkan diri dalam aktivitas yang menenangkan.
- Jangan menarik diri sendiri. Ketika serangan panik terjadi, kendalikan diri Anda dan jangan mengisolasi diri. Berbicara dengan orang terdekat atau berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.
- Hindari stimulan pemicu. Kurangi konsumsi kafein, nikotin, dan alkohol. Selain itu juga lakukan pola tidur yang sehat dan teratur.
- Konsultasikan diri ke dokter. Jika serangan panik menjadi sering atau sangat mengganggu, konsultasikan dengan ahli kesehatan mental. Terapi kognitif perilaku dapat membantu mengidentifikasi pola pikir yang memicu serangan panik.
Penting untuk berbicara dengan dokter atau profesional kesehatan mental untuk menentukan rencana pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi individu. Penanganan yang tepat akan membantu meminimalisir akibat, sehingga pengobatan akan lebih mudah dilakukan.
Anda dapat melakukan konsultasi dokter online terlebih dahulu untuk melakukan langkah perawatan selanjutnya. Layanan Telekonsultasi Care Pro siap membantu Anda dengan konsultasi nyaman di rumah. Download aplikasi Care Pro secara gratis untuk pesan layanan kesehatan yang Anda butuhkan hari ini. Tim medis kami siap membantu keluhan Anda!
REFERENSI:
National Health Service UK (2020). Mental Health Conditions. Panic Disorder. Diakses pada 2 Mei 2024.
Mayo Clinic (2018). Diseases & Conditions. Panic Attacks and Panic Disorder. Diakses pada 2 Mei 2024.
Healthline (2019). 30 Grounding Techniques to Quite Distressing Thoughts. Diakses pada 2 Mei 2024.