Penyebab Sesak Napas saat Hamil Trimester 3 dan Cara Penanganannya

📑 Daftar Isi
- → Penyebab Sesak Napas saat Hamil Trimester 3
- • 1. Pertumbuhan janin yang menekan diafragma
- • 2. Peningkatan kadar hormon progesteron
- • 3. Perubahan posisi janin
- • 4. Anemia
- • 5. Masalah kesehatan lain
- → Gejala Sesak Napas pada Ibu Hamil
- → Faktor Risiko Sesak Napas saat Hamil
- → Cara Mengatasi Sesak Napas saat Hamil Trimester 3
- • 1. Ubah posisi tubuh
- • 2. Lakukan pernapasan dalam
- • 3. Hindari aktivitas berat
- • 4. Konsumsi makanan bergizi
- • 5. Periksakan kondisi ke dokter
- → Tips Tambahan untuk Ibu Hamil
- → FAQ (Frequently Asked Questions)
- → Butuh Bantuan Profesional? Gunakan CarePro
Kehamilan adalah momen yang penuh kebahagiaan, namun tidak jarang ibu hamil mengalami ketidaknyamanan. Salah satu keluhan yang sering muncul terutama pada trimester ketiga adalah sesak napas.
Kondisi ini bisa terasa ringan hingga cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Meski umumnya tidak berbahaya, memahami penyebab, gejala, dan cara penanganannya sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu maupun janin.
Pada trimester ketiga, ukuran janin semakin membesar sehingga ruang di dalam rahim semakin sempit. Tekanan dari rahim yang membesar dapat memengaruhi diafragma dan paru-paru, sehingga ibu merasa kesulitan bernapas. Selain itu, perubahan hormon kehamilan juga berperan dalam memicu keluhan ini. Mari kita bahas lebih rinci.
Penyebab Sesak Napas saat Hamil Trimester 3
.jpg)
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan sesak napas pada ibu hamil trimester akhir antara lain:
1. Pertumbuhan janin yang menekan diafragma
Rahim yang semakin membesar akan menekan diafragma, yaitu otot yang berperan penting dalam pernapasan. Tekanan ini mengurangi ruang paru-paru untuk mengembang penuh sehingga ibu merasa lebih cepat sesak.
2. Peningkatan kadar hormon progesteron
Melansir American Pregnancy Association, hormon progesteron meningkat drastis saat hamil. Hormon ini berfungsi menjaga kehamilan tetap sehat, namun juga memengaruhi sistem pernapasan sehingga ibu hamil cenderung bernapas lebih cepat dan dangkal.
3. Perubahan posisi janin
Menjelang akhir kehamilan, posisi kepala janin biasanya mulai turun ke area panggul. Meski akhirnya akan mengurangi tekanan di diafragma, pada beberapa ibu, perubahan posisi ini justru menimbulkan rasa tidak nyaman sementara.
4. Anemia
Mengutip Cleveland Clinic, anemia pada ibu hamil bisa menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah yang membawa oksigen. Hal ini memicu kelelahan dan napas terasa pendek.
5. Masalah kesehatan lain
Kondisi medis seperti asma, penyakit jantung, atau infeksi saluran pernapasan juga bisa memperburuk sesak napas pada ibu hamil. Jika keluhan terasa parah, pemeriksaan medis segera diperlukan.
Gejala Sesak Napas pada Ibu Hamil
Sesak napas biasanya ditandai dengan:
- Napas terasa pendek atau cepat.
- Dada terasa penuh atau tertekan.
- Sulit menarik napas dalam.
- Mudah lelah saat beraktivitas ringan.
Jika sesak napas disertai nyeri dada, pusing, atau bibir membiru, segera hubungi tenaga medis karena bisa menjadi tanda kondisi serius.
Faktor Risiko Sesak Napas saat Hamil
Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko ibu hamil mengalami sesak napas antara lain:
- Kehamilan kembar.
- Riwayat asma atau gangguan pernapasan.
- Obesitas.
- Anemia.
- Aktivitas fisik yang terlalu berat.
Baca juga: Penyakit Asma: Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Pencegahan
Cara Mengatasi Sesak Napas saat Hamil Trimester 3

Berikut beberapa cara yang dapat membantu meredakan sesak napas:
1. Ubah posisi tubuh
Duduk tegak atau berdiri dapat membantu paru-paru mendapat ruang lebih untuk mengembang. Tidur dengan bantal tambahan juga bisa meringankan gejala.
2. Lakukan pernapasan dalam
Latihan pernapasan dalam dapat membantu meningkatkan suplai oksigen dan membuat tubuh lebih rileks. Cobalah menarik napas dalam melalui hidung, tahan beberapa detik, lalu hembuskan perlahan lewat mulut.
3. Hindari aktivitas berat
Mengurangi aktivitas yang terlalu melelahkan bisa membantu mencegah sesak semakin parah. Ibu hamil disarankan istirahat yang cukup.
4. Konsumsi makanan bergizi
Nutrisi yang baik membantu mencegah anemia. Perbanyak makanan kaya zat besi seperti daging tanpa lemak, sayuran hijau, dan kacang-kacangan. Menurut Johns Hopkins Medicine, pola makan seimbang penting untuk menjaga energi dan kesehatan ibu.
5. Periksakan kondisi ke dokter
Jika sesak napas terasa semakin berat atau disertai gejala lain, segera konsultasi ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan penyebab dan memberikan penanganan yang tepat.
Baca juga: Asma pada Bayi, Kenali Gejala dan Cara Penanganannya
Tips Tambahan untuk Ibu Hamil
- Gunakan pakaian longgar agar pernapasan lebih lega.
- Pastikan ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik.
- Lakukan olahraga ringan seperti jalan santai atau yoga khusus ibu hamil untuk melatih pernapasan.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apakah sesak napas saat hamil trimester 3 berbahaya?
Umumnya tidak berbahaya, namun jika gejala disertai keluhan lain yang parah, segera periksa ke tenaga medis.
2. Apakah sesak napas bisa mengganggu janin?
Biasanya tidak, karena tubuh ibu secara alami menyesuaikan kebutuhan oksigen untuk janin. Namun, kondisi medis tertentu bisa memengaruhi kesehatan janin sehingga perlu pengawasan dokter.
3. Kapan harus ke dokter?
Jika sesak napas membuat ibu sulit beraktivitas, disertai nyeri dada, pusing, atau bibir membiru, segera hubungi dokter.
Butuh Bantuan Profesional? Gunakan CarePro
Sesak napas saat hamil trimester 3 merupakan hal yang umum terjadi akibat perubahan fisik dan hormon. Meski sering kali tidak berbahaya, penting untuk memahami penyebab dan cara mengatasinya agar ibu tetap merasa nyaman. Jika gejala semakin parah, jangan ragu untuk mencari pertolongan medis.
Dengan dukungan tenaga profesional, ibu hamil bisa merasa lebih tenang menghadapi keluhan ini. Melalui aplikasi CarePro, Anda dapat menemukan layanan perawat ibu hamil profesional yang siap membantu merawat dan mendampingi selama masa kehamilan.
Catatan: Artikel ini disusun untuk memberikan informasi umum dan bukan pengganti konsultasi medis. Untuk penanganan masalah kesehatan spesifik, silakan konsultasi langsung dengan dokter.