Penyebab Tenggorokan Sakit Saat Menelan dan Cara Ampuh Meredakannya

📑 Daftar Isi
- → Penyebab Tenggorokan Sakit Saat Menelan
- • 1. Infeksi Virus
- • 2. Infeksi Bakteri
- • 3. Amandel Membengkak (Tonsilitis)
- • 4. Iritasi Akibat Asam Lambung (GERD)
- • 5. Udara Kering atau Terpapar Polusi
- • 6. Cedera atau Luka di Tenggorokan
- • 7. Alergi
- → Gejala Lain yang Mungkin Menyertai
- → Cara Ampuh Meredakan Tenggorokan Sakit Saat Menelan
- • 1. Perbanyak Minum Air Putih
- • 2. Berkumur dengan Air Garam Hangat
- • 3. Konsumsi Makanan Hangat dan Lembut
- • 4. Istirahat yang Cukup
- • 5. Gunakan Humidifier
- • 6. Minum Obat Pereda Nyeri
- → Kapan Harus ke Dokter?
- → Gunakan Aplikasi CarePro untuk Telekonsultasi Dokter dari Rumah
Tenggorokan yang terasa sakit saat menelan seringkali membuat aktivitas sehari-hari terganggu. Makan, minum, bahkan menelan air liur bisa terasa nyeri dan tidak nyaman. Kondisi ini bisa dialami siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa, dan biasanya menjadi tanda adanya gangguan pada saluran pernapasan bagian atas.
Meski umumnya bukan kondisi serius, sakit tenggorokan saat menelan bisa menjadi gejala awal dari infeksi atau iritasi yang perlu diperhatikan. Untuk itu, penting mengetahui apa saja kemungkinan penyebabnya dan bagaimana cara meredakannya agar tidak mengganggu rutinitas.
Penyebab Tenggorokan Sakit Saat Menelan

Berikut beberapa hal yang sering menyebabkan tenggorokan terasa sakit saat menelan:
1. Infeksi Virus
Penyebab paling umum dari sakit tenggorokan adalah infeksi virus, seperti flu, pilek, atau COVID-19. Virus ini menyerang saluran pernapasan atas dan menyebabkan peradangan di area tenggorokan. Gejala biasanya disertai batuk, hidung tersumbat, dan suara serak.
2. Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri seperti radang tenggorokan akibat bakteri Streptococcus juga bisa membuat tenggorokan terasa perih saat menelan. Kondisi ini umumnya lebih menyakitkan dibanding infeksi virus, dan bisa disertai dengan demam, pembengkakan kelenjar getah bening, serta munculnya bercak putih di tonsil.
3. Amandel Membengkak (Tonsilitis)
Pembengkakan amandel bisa menyebabkan nyeri saat menelan. Amandel yang meradang sering kali terjadi akibat infeksi, baik virus maupun bakteri, dan dapat menyebabkan kesulitan makan serta demam.
4. Iritasi Akibat Asam Lambung (GERD)
Naiknya asam lambung ke kerongkongan bisa menyebabkan sensasi terbakar dan iritasi di tenggorokan. Gejala ini kerap muncul saat malam hari atau setelah makan makanan tertentu, dan bisa menyebabkan sakit saat menelan.
Baca juga : Konsumsi Buah Jeruk Dapat Memicu GERD Lebih Parah? Ini Penjelasannya
5. Udara Kering atau Terpapar Polusi
Menghirup udara kering, berdebu, atau mengandung zat iritatif seperti asap rokok juga bisa menyebabkan tenggorokan kering dan iritasi. Dalam kondisi ini, tenggorokan bisa terasa perih meskipun tidak ada infeksi.
6. Cedera atau Luka di Tenggorokan
Luka kecil di bagian dalam tenggorokan akibat batuk keras, makan makanan kasar, atau prosedur medis tertentu bisa menimbulkan rasa sakit saat menelan.
7. Alergi
Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, atau makanan tertentu juga bisa memicu peradangan di tenggorokan. Walau tidak selalu disertai demam, gejala seperti tenggorokan gatal dan sakit saat menelan tetap bisa muncul.
Baca juga : Rhinitis Alergi Dingin: Ketahui Penyebab Sering Bersin di Pagi Hari
Gejala Lain yang Mungkin Menyertai
Selain rasa sakit saat menelan, Anda juga mungkin mengalami gejala lain seperti:
- Suara serak atau hilang
- Batuk kering atau berdahak
- Hidung tersumbat atau berair
- Demam ringan hingga tinggi
- Pembengkakan di leher
- Nyeri kepala
Jika gejala berlangsung lebih dari 5 hari atau terasa semakin parah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga medis.
Cara Ampuh Meredakan Tenggorokan Sakit Saat Menelan
Ada beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk membantu meredakan tenggorokan yang nyeri:
1. Perbanyak Minum Air Putih
Menjaga tubuh tetap terhidrasi membantu melembapkan tenggorokan dan mempercepat pemulihan. Hindari minuman dingin atau berkafein karena dapat memperparah iritasi.
2. Berkumur dengan Air Garam Hangat
Larutan air garam hangat bisa membantu mengurangi peradangan dan membersihkan tenggorokan dari bakteri. Gunakan 1/2 sendok teh garam dalam segelas air hangat untuk berkumur beberapa kali sehari.
3. Konsumsi Makanan Hangat dan Lembut
Sup hangat, teh herbal, atau bubur bisa menjadi pilihan yang nyaman dikonsumsi saat tenggorokan sakit. Hindari makanan pedas, asam, atau berminyak.
4. Istirahat yang Cukup
Sistem imun tubuh bekerja lebih baik saat Anda beristirahat. Pastikan tidur cukup agar tubuh punya waktu untuk melawan infeksi.
5. Gunakan Humidifier
Jika udara di ruangan terlalu kering, menggunakan humidifier bisa membantu menjaga kelembapan dan meringankan iritasi tenggorokan.
6. Minum Obat Pereda Nyeri
Jika diperlukan, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen sesuai petunjuk. Untuk infeksi bakteri, dokter mungkin akan memberikan antibiotik jika memang dibutuhkan.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera temui dokter jika Anda mengalami:
- Nyeri tenggorokan parah hingga sulit menelan air liur
- Demam tinggi lebih dari 3 hari
- Ruam pada kulit
- Suara hilang lebih dari seminggu
- Sesak napas atau nyeri dada
Deteksi dan penanganan sejak awal akan mencegah kondisi berkembang lebih buruk.
Baca juga : Awas! 7 Hal ini Jadi Pemicu Munculnya Panu
Gunakan Aplikasi CarePro untuk Telekonsultasi Dokter dari Rumah
Jika Anda merasa tidak sempat pergi ke fasilitas kesehatan atau ingin segera berkonsultasi tentang kondisi tenggorokan yang sakit, Anda bisa menggunakan aplikasi CarePro.
Lewat CarePro, Anda bisa melakukan telekonsultasi langsung dengan dokter dari rumah. Prosesnya mudah, cepat, dan Anda bisa mendapatkan saran medis yang akurat tanpa perlu antre atau menunggu lama. Cocok untuk kondisi darurat ringan seperti sakit tenggorokan, demam, flu, hingga pertanyaan seputar pengobatan.
Unduh aplikasi CarePro sekarang dan dapatkan layanan medis terbaik hanya dalam genggaman!
Catatan: Artikel ini disusun untuk memberikan informasi umum dan bukan pengganti konsultasi medis. Untuk penanganan masalah kesehatan spesifik, silakan konsultasi langsung dengan dokter.