Obesitas pada Lansia: Penyebab, Dampak, Penanganan

Author Profile
Ditulis oleh
Tim Medis Carepro
• 5 menit baca
Obesitas pada lansia: ketahui penyebab, dampak, dan cara penanganannya agar kesehatan orang tua tetap terjaga. Pelajari panduan lengkapnya di sini.

Seiring bertambahnya usia, mungkin Anda melihat orang tua mulai cepat lelah atau terasa lebih berat saat beraktivitas—hal-hal sederhana yang pelan-pelan menunjukkan adanya perubahan dalam tubuh mereka, termasuk naiknya berat badan. Meski tampak wajar, kondisi tersebut umumnya dipengaruhi oleh pola makan, kurangnya aktivitas fisik, serta metabolisme yang melambat sehingga lemak lebih mudah menumpuk.

Jika tidak ditangani, penumpukan lemak ini dapat memicu masalah kesehatan seperti diabetes, hipertensi, dan nyeri persendian. Oleh karena itu, yuk pahami penyebab obesitas pada lansia dan ketahui cara mengelolanya agar orang tua tetap nyaman, sehat, dan mampu menjalani aktivitas hariannya dengan lebih baik.

Penyebab Obesitas pada Lansia

pexels.com

Obesitas pada lansia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya terjadi secara alami akibat proses penuaan, sementara lainnya berasal dari kebiasaan dan kondisi medis tertentu.

1. Penurunan metabolisme tubuh

Seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh melambat. Artinya, tubuh membakar kalori lebih sedikit daripada saat usia muda.

Jika pola makan tetap sama seperti sebelumnya, kelebihan kalori akan disimpan sebagai lemak dan memicu peningkatan berat badan.

2. Penurunan massa otot

Lansia mengalami penurunan masa otot secara bertahap, kondisi ini disebut sarcopenia. Semakin sedikit otot, semakin rendah pembakaran energi tubuh, sehingga risiko obesitas pun meningkat.

3. Aktivitas fisik berkurang

Mobilitas yang menurun, nyeri sendi, atau rasa lelah yang lebih mudah muncul dapat membuat lansia semakin jarang bergerak. Gaya hidup yang terlalu sedentary inilah yang membuat tubuh lebih mudah menyimpan lemak.

4. Faktor hormonal

Perubahan hormon, terutama pada lansia perempuan setelah menopause, dapat berpengaruh pada meningkatnya lemak tubuh, khususnya di area perut.

5. Pola makan yang kurang sehat

Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak tanpa memperhatikan kebutuhan kalori harian berkontribusi besar terhadap obesitas.

6. Penggunaan obat-obatan tertentu

Melansir Mayo Clinic, beberapa jenis obat seperti antidepresan, antipsikotik, atau obat diabetes tertentu dapat menyebabkan kenaikan berat badan sebagai efek samping.

Dampak Obesitas pada Lansia

Obesitas bukan hanya soal penampilan fisik, tetapi dapat memberikan dampak terhadap kesehatan lansia. Berikut beberapa dampak yang perlu diwaspadai:

1. Meningingkatkan risiko penyakit kronis

Mengutip World Health Organization (WHO), obesitas berhubungan erat dengan diabetes tipe 2, penyakit jantung, stroke, dan hipertensi. Penyakit-penyakit ini memiliki komplikasi yang lebih serius pada usia lanjut.

Baca juga: Diabetes Tipe 2: Apa yang Perlu Anda Ketahui dan Bagaimana Penanganannya?

2. Gangguan pernapasan dan tidur

Lansia dengan obesitas lebih berisiko mengalami sleep apnea, yaitu kondisi henti napas saat tidur. Ini dapat menyebabkan kantuk berlebih dan menurunkan kualitas tidur.

3. Masalah pada persendian

Berat badan berlebih memberikan tekanan ekstra pada lutut, pinggul, dan punggung, menyebabkan nyeri sendi, osteoarthritis, atau keterbatasan gerak.

4. Penurunan mobilitas

Obesitas dapat membuat lansia kesulitan bergerak, lebih cepat lelah, dan mudah kehilangan keseimbangan. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko jatuh.

5. Dampak psikologis

Beberapa lansia mungkin merasa minder atau kehilangan rasa percaya diri akibat perubahan bentuk tubuhnya.

Cara Menangani Obesitas pada Lansia

pexels.com

Penanganan obesitas pada lansia perlu dilakukan dengan pendekatan yang aman dan bertahap. Tujuannya bukan hanya menurunkan berat badan, tetapi juga meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

1. Mengatur pola makan lebih sehat

Pola makan seimbang menjadi kunci utama. Lansia disarankan lebih banyak mengonsumsi sayuran, buah, protein rendah lemak, kacang-kacangan, dan karbohidrat kompleks.

Berdasarkan penelitian dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, membatasi gula tambahan serta makanan olahan dapat membantu menurunkan risiko obesitas dan penyakit terkait. Penyesuaian porsi juga penting karena kebutuhan kalori lansia umumnya lebih rendah daripada orang dewasa muda.

2. Rutin melakukan aktivitas fisik yang aman

Olahraga tidak harus berat. Jalan kaki ringan, senam lansia, yoga, atau latihan keseimbangan dapat membantu menjaga massa otot dan meningkatkan metabolisme.

Lakukan minimal 20–30 menit setiap hari atau sesuai kemampuan tubuh. Jika lansia memiliki penyakit tertentu, konsultasikan dengan dokter sebelum menentukan jenis latihan.

3. Memastikan kualitas tidur yang baik

Tidur yang cukup membantu mengatur hormon lapar dan menjaga energi tubuh. Lansia yang kurang tidur cenderung mudah lapar dan memilih makanan yang tidak sehat. Ciptakan rutinitas tidur yang teratur dan nyaman.

4. Pemantauan kesehatan secara berkala

Periksa tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan berat badan secara rutin. Dengan begitu, perubahan kecil dapat terdeteksi lebih awal dan dicegah sebelum menimbulkan komplikasi.

5. Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter

Jika obesitas sudah menimbulkan gangguan kesehatan, dokter dapat menyusun rencana diet khusus atau memberikan penanganan medis lain yang sesuai dengan kondisi lansia.

Baca juga: Kenali Gejala Kolesterol Tinggi dan Cara Menurunkannya

6. Dukungan keluarga

Perubahan gaya hidup akan lebih mudah dilakukan jika keluarga memberikan dukungan, seperti menyediakan makanan sehat, menemani berolahraga, atau mengingatkan jadwal rutin.

FAQ Seputar Obesitas pada Lansia

1. Apakah obesitas pada lansia bisa disembuhkan?

Obesitas dapat ditangani dengan perubahan gaya hidup dan perawatan yang tepat. Penurunan berat badan mungkin tidak harus drastis, tetapi penurunan 5–10% saja sudah dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan.

2. Apakah diet ketat aman untuk lansia?

Tidak. Diet ekstrem dapat membahayakan kesehatan lansia. Penurunan berat badan harus dilakukan secara bertahap dan aman di bawah pengawasan dokter atau ahli gizi.

3. Kenapa lansia sulit menurunkan berat badan?

Penurunan metabolisme, berkurangnya massa otot, dan kondisi medis tertentu membuat proses penurunan berat badan menjadi lebih lambat.

4. Obesitas pada lansia berbahaya atau tidak?

Ya, karena kondisi ini meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, sleep apnea, serta masalah pada persendian.

Butuh Bantuan Profesional Terpercaya, Gunakan Care Pro

Obesitas pada lansia merupakan kondisi yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Dengan memahami penyebab, dampak, dan cara penanganannya, Anda dapat membantu orang tua menjalani hidup yang lebih sehat, aktif, dan nyaman. Perubahan kecil seperti memperbaiki pola makan dan rutin bergerak dapat memberikan hasil besar apabila dilakukan secara konsisten.

Jika Anda membutuhkan bantuan perawat lansia profesional yang dapat mendampingi, memantau kesehatan, dan membantu aktivitas harian orang tua, Anda dapat menggunakan aplikasi CarePro. Perawat berpengalaman siap membantu memberikan perawatan terbaik sesuai kebutuhan lansia di rumah.

Catatan: Artikel ini disusun untuk memberikan informasi umum dan bukan pengganti konsultasi medis. Untuk penanganan masalah kesehatan spesifik, silakan konsultasi langsung dengan dokter.