Lansia Kerap Mengalami Depresi? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Author Profile
Ditulis oleh
Tim Medis Carepro
• 5 menit baca
Ketahui penyebab, gejala, dan cara mengatasi depresi pada lansia. Temukan solusi terbaik untuk meningkatkan kualitas hidup lansia bersama CarePro.

Depresi pada lansia sering kali tidak disadari karena gejalanya kerap dianggap sebagai bagian dari proses penuaan. Padahal, kondisi ini bisa berdampak serius pada kualitas hidup mereka, mulai dari kesehatan fisik, fungsi kognitif, hingga hubungan sosial. Jika tidak ditangani dengan tepat, depresi dapat memperburuk penyakit yang sudah ada dan meningkatkan risiko masalah kesehatan lainnya.

Di usia lanjut, seseorang menghadapi banyak perubahan, baik secara fisik maupun emosional. Kehilangan pasangan hidup, keterbatasan aktivitas, hingga masalah kesehatan kronis dapat menjadi pemicu depresi. Karena itu, penting bagi keluarga dan lingkungan sekitar untuk memahami tanda-tanda depresi pada lansia serta cara mengatasinya.

Penyebab Depresi pada Lansia

pexels.com

Faktor biologis

Lansia sering mengalami penurunan fungsi otak, ketidakseimbangan hormon, hingga efek samping obat-obatan yang dikonsumsi untuk penyakit kronis. Hal ini dapat memengaruhi suasana hati dan menimbulkan gejala depresi.

Kondisi kesehatan kronis

Penyakit seperti diabetes, hipertensi, stroke, penyakit jantung, hingga nyeri kronis dapat meningkatkan risiko depresi. Rasa sakit dan keterbatasan fisik membuat lansia merasa tidak berdaya.

Faktor psikososial

Kehilangan pasangan, kesepian, atau berkurangnya peran dalam keluarga bisa membuat lansia merasa tidak dibutuhkan. Minimnya interaksi sosial juga memperbesar risiko munculnya perasaan sedih berkepanjangan.

Faktor lingkungan

Lansia yang tinggal sendiri tanpa dukungan keluarga atau berada di lingkungan yang kurang ramah berisiko lebih tinggi mengalami depresi.

Perubahan gaya hidup

Masa pensiun atau berkurangnya aktivitas produktif dapat membuat lansia kehilangan rutinitas sehari-hari. Hal ini sering menimbulkan rasa hampa yang akhirnya memicu gejala depresi.

Gejala Depresi pada Lansia

  1. Kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari.
  2. Perubahan pola tidur, bisa insomnia atau tidur berlebihan.
  3. Penurunan nafsu makan atau berat badan.
  4. Perasaan tidak berharga, putus asa, atau rasa bersalah berlebihan.
  5. Sulit berkonsentrasi atau mengingat sesuatu.
  6. Keluhan fisik berulang seperti sakit kepala atau nyeri tanpa penyebab jelas.
  7. Menarik diri dari pergaulan sosial.
  8. Muncul pikiran untuk mengakhiri hidup pada kasus yang lebih berat.

Baca juga: 7 Langkah Mudah Mengatasi Stres pada Lansia

Cara Mengatasi Depresi pada Lansia

pexels.com

1. Konsultasi dengan tenaga medis

Diagnosis depresi pada lansia sebaiknya dilakukan oleh dokter atau psikiater. Perawatan bisa meliputi terapi obat antidepressant, konseling, atau kombinasi keduanya. Menurut National Institute on Aging, pengobatan depresi pada lansia terbukti efektif bila disesuaikan dengan kondisi kesehatan mereka.

2. Terapi psikologis

Terapi bicara atau cognitive behavioral therapy (CBT) dapat membantu lansia memahami pola pikir negatif dan menggantinya dengan cara pandang yang lebih sehat. Melansir Mental Health Foundation, terapi ini terbukti bermanfaat untuk meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala depresi pada lansia.

3. Dukungan keluarga

Kehadiran keluarga adalah faktor kunci. Rutin mengajak berbicara, mendengarkan keluhan, atau menemani beraktivitas ringan dapat mengurangi rasa kesepian. Dukungan emosional terbukti membantu proses pemulihan lebih cepat.

4. Aktivitas fisik teratur

Olahraga ringan seperti jalan kaki, senam lansia, atau yoga dapat meningkatkan hormon endorphin yang membantu memperbaiki suasana hati. Aktivitas ini juga menjaga kesehatan fisik.

5. Perluas interaksi sosial

Mendorong lansia untuk bergabung dalam kelompok komunitas, pengajian, atau kegiatan sosial dapat membuat mereka merasa lebih dihargai dan tidak sendiri. Rasa memiliki dalam komunitas menjadi penopang penting kesehatan mental lansia.

6. Pola makan sehat

Asupan nutrisi seimbang, terutama makanan yang kaya omega-3, vitamin B, dan antioksidan, dapat mendukung kesehatan otak serta memperbaiki mood. Konsumsi ikan laut, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan buah segar sangat dianjurkan.

7. Rutinitas harian yang positif

Membantu lansia menyusun jadwal aktivitas sederhana, seperti berkebun, membaca, atau mendengarkan musik, bisa mengurangi perasaan hampa dan meningkatkan kualitas hidup. Rutinitas yang sehat akan menciptakan rasa keteraturan dan tujuan hidup.

8. Penggunaan teknologi dengan bijak

Mengajarkan lansia menggunakan teknologi seperti video call atau media sosial dapat membantu mereka tetap terhubung dengan keluarga. Interaksi virtual bisa menjadi solusi bila keluarga tinggal jauh.

Baca juga: Kenali Perbedaan Demensia dan Alzheimer pada Lansia serta Cara Menanganinya

Tips Tambahan untuk Mencegah Depresi pada Lansia

  1. Pastikan mereka cukup tidur dengan kualitas baik.
  2. Ajak melakukan kegiatan yang bermakna, seperti merawat hewan peliharaan.
  3. Batasi konsumsi alkohol dan hindari rokok.
  4. Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk memantau kondisi medis.
  5. Dorong lansia mengikuti kegiatan spiritual yang mereka yakini, karena bisa memberikan ketenangan batin.
  6. Ciptakan lingkungan rumah yang aman, nyaman, dan mendukung kemandirian mereka.

FAQ seputar Depresi pada Lansia

Apakah depresi pada lansia bisa sembuh total?
Ya, dengan penanganan medis, dukungan keluarga, dan gaya hidup sehat, depresi pada lansia bisa membaik bahkan sembuh. Namun, pemantauan rutin tetap penting agar gejala tidak kambuh.

Apakah depresi pada lansia sama dengan demensia?
Tidak. Depresi adalah gangguan suasana hati, sementara demensia berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif. Namun, keduanya bisa muncul bersamaan dan sering kali sulit dibedakan. Pemeriksaan medis dapat membantu memastikan diagnosis yang tepat.

Apakah lansia yang aktif secara sosial lebih jarang depresi?
Benar. Lansia yang memiliki jaringan sosial kuat cenderung lebih sehat secara mental dan lebih jarang mengalami depresi. Aktivitas sosial memberikan rasa memiliki dan tujuan hidup.

Kapan keluarga harus segera membawa lansia ke dokter?
Jika lansia menunjukkan gejala depresi lebih dari dua minggu, kehilangan minat beraktivitas, atau muncul pikiran untuk mengakhiri hidup, segera konsultasikan dengan tenaga medis.

Butuh Bantuan Profesional Terpercaya? Gunakan CarePro

Depresi pada lansia bukan sekadar masalah emosional biasa, melainkan kondisi serius yang membutuhkan perhatian medis dan dukungan keluarga. Dengan pengelolaan tepat, lansia dapat kembali menikmati hidup dengan bahagia dan sehat.

Jika Anda membutuhkan bantuan perawat lansia profesional untuk mendampingi orang terkasih yang sedang mengalami depresi, gunakan aplikasi CarePro. Dengan tenaga perawat berpengalaman dan terpercaya, perawatan lansia akan lebih aman, nyaman, serta sesuai kebutuhan.

Catatan: Artikel ini disusun untuk memberikan informasi umum dan bukan pengganti konsultasi medis. Untuk penanganan masalah kesehatan spesifik, silakan konsultasi langsung dengan dokter.