7 Langkah Mudah Mengatasi Stres pada Lansia

Author Profile
Ditulis oleh
Tim Medis Carepro
• 4 menit baca
7 langkah mudah mengatasi stres pada lansia. Kenali penyebab, dampak, dan cara perawatan yang tepat agar kesehatan fisik dan mental lansia tetap terjaga.

Stres bukan hanya dialami oleh orang dewasa yang aktif bekerja, tetapi juga oleh lansia. Seiring bertambahnya usia, lansia sering menghadapi berbagai perubahan, baik fisik, emosional, maupun sosial. Perubahan tersebut, seperti berkurangnya kemampuan fisik, kehilangan pasangan hidup, hingga kesepian, dapat memicu stres yang berkepanjangan. Jika tidak ditangani dengan baik, stres pada lansia bisa berdampak serius terhadap kesehatan fisik maupun mental.

Memahami apa saja faktor penyebab, dampaknya, dan cara mengatasi stres pada lansia sangat penting agar kualitas hidup mereka tetap terjaga.

Mengapa Lansia Rentan Mengalami Stres?

pexels.com

Lansia rentan mengalami stres karena menghadapi berbagai perubahan besar dalam hidup mereka. Beberapa faktor pemicu stres pada lansia antara lain:

  • Masalah kesehatan: penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, jantung, atau nyeri sendi.
  • Kehilangan orang terdekat: seperti pasangan, teman sebaya, atau anggota keluarga.
  • Kesepian dan isolasi sosial: keterbatasan mobilitas membuat lansia lebih sering berada di rumah.
  • Masalah keuangan: pensiun atau biaya pengobatan yang tinggi.
  • Perubahan peran dalam keluarga: merasa tidak lagi produktif atau berguna.

Menurut National Institute on Aging (NIA), stres yang berkepanjangan pada lansia dapat memengaruhi kesehatan otak dan meningkatkan risiko depresi.

Baca juga: Mengenali Penyakit Parkinson: Definisi, Gejala, Penyebab, Cara Menangani

Dampak Stres pada Lansia

Stres pada lansia tidak boleh dianggap remeh karena dapat memengaruhi berbagai aspek kesehatan. Dampaknya meliputi:

  • Fisik: kelelahan, gangguan tidur, sakit kepala, menurunnya daya tahan tubuh.
  • Emosional: mudah marah, sedih berkepanjangan, merasa tidak berdaya.
  • Kognitif: sulit berkonsentrasi, mudah lupa, bingung dalam mengambil keputusan.
  • Sosial: menarik diri dari lingkungan, enggan berinteraksi dengan keluarga atau teman.

Jika dibiarkan, stres kronis pada lansia dapat memperburuk kondisi penyakit yang sudah ada dan menurunkan kualitas hidup secara signifikan.

7 Langkah Mudah Mengatasi Stres pada Lansia

pexels.com

1. Rutin Melakukan Aktivitas Fisik Ringan

Olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga lansia, atau senam peregangan bisa membantu melancarkan peredaran darah dan meningkatkan produksi hormon endorfin. Endorfin dikenal sebagai hormon bahagia yang dapat menurunkan stres secara alami. Aktivitas fisik juga menjaga kesehatan jantung dan tulang.

2. Menjaga Pola Makan Sehat

Nutrisi berperan besar dalam kesehatan mental. Lansia dianjurkan mengonsumsi makanan bergizi seimbang seperti sayuran, buah, biji-bijian utuh, ikan, dan protein rendah lemak. Hindari makanan tinggi gula dan lemak jenuh yang dapat memicu peradangan dan memperburuk suasana hati.

3. Tidur yang Cukup dan Berkualitas

Kurang tidur dapat meningkatkan risiko stres dan depresi pada lansia. Pastikan mereka tidur 7–8 jam setiap malam. Membiasakan rutinitas tidur yang teratur, seperti tidur dan bangun di jam yang sama, dapat membantu meningkatkan kualitas tidur.

4. Melatih Relaksasi dan Mindfulness

Teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau doa dapat membantu menenangkan pikiran. Latihan mindfulness juga efektif untuk mengurangi kecemasan dan membuat lansia lebih fokus pada momen saat ini, sehingga stres berkurang.

5. Menjaga Hubungan Sosial yang Sehat

Interaksi sosial adalah kunci penting dalam menjaga kesehatan mental lansia. Sering mengobrol dengan keluarga, mengikuti kegiatan komunitas, atau sekadar bertemu teman sebaya bisa memberikan rasa kebersamaan dan mengurangi kesepian. Studi menunjukkan bahwa lansia yang aktif secara sosial lebih jarang mengalami depresi.

6. Menyalurkan Hobi dan Aktivitas Menyenangkan

Mengajak lansia untuk melakukan kegiatan yang mereka sukai, seperti berkebun, melukis, merajut, atau membaca, bisa menjadi cara efektif mengurangi stres. Aktivitas yang menyenangkan membuat mereka merasa lebih produktif dan berharga.

7. Mendapatkan Dukungan Profesional

Jika stres sudah berdampak serius pada kesehatan lansia, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Konselor, psikolog, atau perawat lansia berpengalaman dapat membantu memberikan pendampingan.

Menurut American Psychological Association (APA), dukungan psikologis pada lansia terbukti membantu meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola stres.

Tips Tambahan untuk Keluarga dalam Mendukung Lansia

Selain 7 langkah utama di atas, keluarga juga memiliki peran penting untuk membantu lansia mengelola stres:

  • Dengarkan keluhan dan perasaan mereka tanpa menghakimi.
  • Ajak lansia melakukan aktivitas bersama secara rutin.
  • Pastikan mereka mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai.
  • Berikan perhatian dan kasih sayang agar mereka tidak merasa sendiri.

Baca juga: Kenali Perbedaan Demensia dan Alzheimer pada Lansia serta Cara Menanganinya

FAQ seputar Stres pada Lansia

Apakah stres pada lansia bisa dicegah?
Ya, dengan pola hidup sehat, menjaga hubungan sosial, dan dukungan keluarga, stres pada lansia bisa diminimalisir.

Kapan perlu mencari bantuan medis?
Jika lansia menunjukkan tanda depresi berat, kehilangan minat pada aktivitas, atau menolak makan dan berinteraksi, segera cari bantuan profesional.

Apakah obat bisa membantu mengatasi stres lansia?
Obat bisa diberikan oleh dokter bila diperlukan, namun biasanya pengelolaan stres lebih efektif dengan kombinasi perubahan gaya hidup, terapi, dan dukungan sosial.

Butuh Bantuan Profesional Berpengalaman? Gunakan CarePro

Mengatasi stres pada lansia memang membutuhkan kesabaran dan dukungan berkelanjutan. Untuk membantu perawatan sehari-hari, CarePro hadir sebagai solusi.

Melalui aplikasi CarePro, Anda dapat menemukan perawat lansia profesional yang berpengalaman dalam memberikan pendampingan emosional, sosial, dan kesehatan. Dengan dukungan yang tepat, lansia dapat menikmati hari-harinya dengan lebih tenang, bahagia, dan sehat.

Catatan: Artikel ini disusun untuk memberikan informasi umum dan bukan pengganti konsultasi medis. Untuk penanganan masalah kesehatan spesifik, silakan konsultasi langsung dengan dokter.