Kenali Perbedaan Demensia dan Alzheimer pada Lansia serta Cara Menanganinya

📑 Daftar Isi
- → Apa Itu Demensia?
- → Apa Itu Alzheimer?
- → Perbedaan Demensia dan Alzheimer
- → Cara Menangani Demensia dan Alzheimer
- • 1. Pengobatan Medis
- • 2. Terapi Kognitif dan Aktivitas Stimulasi
- • 3. Nutrisi Seimbang
- • 4. Olahraga Teratur
- • 5. Lingkungan yang Aman dan Nyaman
- • 6. Dukungan Keluarga dan Perawat
- → FAQ Seputar Demensia dan Alzheimer
- → Butuh Bantuan? Gunakan CarePro
Seiring bertambahnya usia, lansia sering mengalami masalah kesehatan, termasuk gangguan fungsi otak. Dua kondisi yang sering dianggap sama adalah demensia dan Alzheimer. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang penting untuk dipahami.
Mengetahui perbedaan ini membantu keluarga memberikan perawatan terbaik bagi orang tua atau lansia di rumah. Dengan pemahaman yang tepat, kita bisa lebih siap dalam memberikan dukungan yang sesuai dengan kondisi mereka.
Apa Itu Demensia?
.jpg)
Demensia bukanlah penyakit tunggal, melainkan istilah umum untuk menggambarkan sekelompok gejala yang memengaruhi kemampuan berpikir, mengingat, dan berkomunikasi.
Mengutip Alzheimerâs Association, demensia dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, mulai dari penyakit pembuluh darah otak, cedera kepala, hingga penyakit neurodegeneratif.
Gejala umum demensia meliputi:
- Gangguan daya ingat jangka pendek maupun panjang.
- Kesulitan berkomunikasi dan menemukan kata yang tepat.
- Perubahan suasana hati dan perilaku.
- Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari.
Apa Itu Alzheimer?
Alzheimer adalah salah satu jenis demensia yang paling sering terjadi, terutama pada lansia. Penyakit ini bersifat progresif dan biasanya dimulai dengan gangguan ingatan ringan, lalu berkembang menjadi masalah berpikir, bahasa, dan orientasi.
Menurut World Health Organization (WHO), Alzheimer ditandai dengan penumpukan plak amyloid dan protein tau yang merusak sel saraf otak secara bertahap.
Gejala Alzheimer meliputi:
- Sulit mengingat kejadian baru.
- Bingung dengan waktu dan tempat.
- Kesulitan memahami percakapan.
- Kehilangan kemampuan membuat keputusan.
- Perubahan kepribadian, seperti mudah curiga atau depresi.
Baca juga: Mengenali Penyakit Parkinson: Definisi, Gejala, Penyebab, Cara Menangani
Perbedaan Demensia dan Alzheimer
Agar lebih mudah dipahami, berikut perbedaan mendasar antara demensia dan Alzheimer:
Aspek | Demensia | Alzheimer |
Definisi | Kumpulan gejala gangguan fungsi otak | Salah satu jenis demensia yang spesifik |
Penyebab | Bisa disebabkan oleh berbagai kondisi medis | Disebabkan oleh kerusakan sel saraf otak akibat penumpukan plak amyloid dan protein tau |
Gejala | Beragam, tergantung penyebabnya | Biasanya dimulai dengan gangguan memori, lalu memburuk seiring waktu |
Sifat Penyakit | Bisa bersifat sementara (misalnya akibat infeksi atau cedera) atau progresif | Bersifat progresif dan tidak dapat disembuhkan |
Cara Menangani Demensia dan Alzheimer
.jpg)
Meskipun belum ada obat yang bisa menyembuhkan demensia maupun Alzheimer, ada beberapa langkah yang dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup lansia.
1. Pengobatan Medis
Dokter mungkin meresepkan obat untuk mengurangi gejala atau memperlambat perkembangan penyakit. Obat-obatan tertentu dapat membantu mengontrol gejala seperti kebingungan, gangguan tidur, atau perubahan perilaku. Selain itu, pemeriksaan rutin sangat penting agar kondisi pasien bisa dipantau dengan baik.
2. Terapi Kognitif dan Aktivitas Stimulasi
Latihan otak seperti membaca, bermain puzzle, menulis, atau melakukan aktivitas seni dapat membantu menjaga fungsi otak. Aktivitas ini merangsang kerja otak sehingga penurunan kognitif bisa diperlambat. Bahkan, terapi musik dan seni diketahui dapat meningkatkan suasana hati penderita.
3. Nutrisi Seimbang
Asupan makanan bergizi, terutama yang kaya omega-3, vitamin B, dan antioksidan, sangat penting untuk kesehatan otak. Pola makan sehat seperti diet Mediterania atau diet DASH sering direkomendasikan untuk menjaga kesehatan otak lansia. Mengurangi konsumsi gula dan lemak jenuh juga dapat membantu menurunkan risiko komplikasi.
4. Olahraga Teratur
Aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki, yoga, atau senam lansia dapat membantu memperlancar aliran darah ke otak. Olahraga juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan jantung, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas tidur. Lansia dianjurkan berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari sesuai kemampuan fisiknya.
5. Lingkungan yang Aman dan Nyaman
Membuat rumah lebih aman dengan pencahayaan cukup, penataan furnitur sederhana, serta menghindari benda berbahaya dapat membantu lansia lebih mandiri. Lingkungan yang stabil dan familiar juga penting agar penderita tidak mudah bingung. Memberikan penanda sederhana, seperti label atau kalender besar, bisa membantu memudahkan orientasi lansia.
6. Dukungan Keluarga dan Perawat
Dukungan emosional dari keluarga berperan besar dalam menjaga kesehatan mental penderita. Kehadiran orang-orang terdekat dapat memberikan rasa aman. Selain itu, perawat lansia berpengalaman dapat membantu aktivitas sehari-hari seperti makan, mandi, atau minum obat dengan teratur. Hal ini sangat penting agar lansia tetap merasa nyaman dan terjaga kualitas hidupnya.
Baca juga: Bahaya ISPA pada Orang Dewasa! Ketahui Penyebab & Cara Menanganinya
FAQ Seputar Demensia dan Alzheimer
Apakah semua demensia adalah Alzheimer?
Tidak. Alzheimer hanyalah salah satu jenis demensia, meski paling umum.
Apakah Alzheimer bisa dicegah?
Tidak ada cara pasti untuk mencegah Alzheimer, namun pola hidup sehat dapat menurunkan risikonya.
Apakah demensia bisa disembuhkan?
Beberapa jenis demensia bisa membaik jika penyebabnya diatasi, seperti akibat kekurangan vitamin atau infeksi. Namun, demensia progresif biasanya tidak dapat disembuhkan.
Butuh Bantuan? Gunakan CarePro
Menghadapi lansia dengan demensia atau Alzheimer memang membutuhkan kesabaran ekstra. Untuk membantu perawatan sehari-hari, CarePro hadir sebagai solusi praktis.
Melalui aplikasi CarePro, Anda dapat dengan mudah mencari jasa perawat lansia profesional yang berpengalaman dalam menangani kebutuhan khusus penderita demensia maupun Alzheimer. Dengan dukungan yang tepat, kualitas hidup lansia tetap bisa terjaga.
Catatan: Artikel ini disusun untuk memberikan informasi umum dan bukan pengganti konsultasi medis. Untuk penanganan masalah kesehatan spesifik, silakan konsultasi langsung dengan dokter.