7 Jenis Penyakit Autoimun yang Sering Terjadi

Jese Leos

Content Writer | Carepro.co.id

Penyakit autoimun adalah kelompok gangguan di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuhnya sendiri. Berikut ini CarePro akan mengulas lebih lengkap mengenai jenis penyakit autoimun yang sering terjadi.

Sistem kekebalan tubuh memiliki peran yang sangat penting dalam melindungi tubuh dari serangan penyakit dan infeksi. Namun bagaiamana jika sistem kekebalan tubuh malah menyerang jaringan sehat dalam tubuh kita sendiri. Kondisi inilah yang disebut dengan penyakit autoimun.

Penyakit ini dipercaya dapat berdampak pada banyak sekali bagian tubuh seseorang. Saking banyaknya, tercatat ada 80 jenis penyakit autoimun dengan gejala yang sama. Hal ini tentu saja membuat seseorang kesulitan mengidentifikasi apakah dirinya menderita gangguan autoimun atau tidak.

Berikut ini CarePro akan mengulas lebih lengkap mengenai jenis penyakit autoimun yang sering terjadi. Yuk, simak!

Apa itu Penyakit Autoimun?

Penyakit autoimun adalah kelompok gangguan di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan dan organ tubuhnya sendiri. Hal ini dapat mengakibatkan berbagai gejala dan komplikasi kesehatan yang serius, seperti gangguan pada saraf, tulang persendian, kelenjar, serta organ-organ penting lainnya.

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri karena keliru mengenali jaringan tersebut sebagai ancaman asing. Sistem kekebalan yang sehat seharusnya melindungi tubuh dari bakteri, virus, dan zat-zat berbahaya lainnya. Namun, pada kondisi autoimun, sistem kekebalan menyerang sel-sel sehat dalam tubuh, menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan.

Baca juga: 7 Alasan Mengapa Rutin Konsumsi Salad Sayur Baik untuk Kesehatan Anda

Penyebab Penyakit Autoimun

Penyebab pasti penyakit autoimun belum sepenuhnya dipahami. Namun, ada beberapa faktor yang diyakini berperan dalam perkembangan penyakit ini. Beberapa faktor risiko tersebut diantaranya:

  1. Faktor Genetik: Individu dengan riwayat keluarga penyakit autoimun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi serupa. Beberapa penyakit autoimun memiliki korelasi genetik yang kuat, yang menunjukkan adanya kelainan dalam gen tertentu yang meningkatkan rentan terhadap reaksi autoimun.
  2. Faktor Lingkungan: Paparan terhadap infeksi virus, bakteri, atau parasit tertentu dapat memicu respons autoimun pada individu yang rentan. Selain itu, paparan terhadap zat kimia, toksin, atau radiasi juga dapat memicu perkembangan penyakit autoimun.
  3. Ketidakseimbangan Sistem Kekebalan Tubuh: Gangguan dalam sistem kekebalan tubuh, baik karena faktor genetik maupun lingkungan, dapat menyebabkan kegagalan dalam pengenalan dan toleransi terhadap jaringan tubuh sendiri. Ini dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh, menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan.
  4. Hormon dan Faktor Biologis: Hormon seperti estrogen dan progesteron telah diketahui memainkan peran dalam regulasi sistem kekebalan tubuh, sehingga perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan, menstruasi, atau menopause dapat mempengaruhi risiko perkembangan penyakit autoimun.
  5. Stres dan Faktor Psikologis: Stres kronis atau peristiwa traumatis telah dikaitkan dengan peningkatan risiko perkembangan penyakit autoimun. Hal ini mungkin karena stres dapat memengaruhi fungsi sistem kekebalan tubuh dan memicu reaksi inflamasi yang berkontribusi pada perkembangan penyakit autoimun.
  6. Gangguan Sistem Endokrin: Sistem endokrin, termasuk kelenjar tiroid, adrenal, dan pankreas, memainkan peran penting dalam regulasi sistem kekebalan tubuh. Gangguan dalam sistem endokrin, seperti gangguan tiroid atau diabetes, dapat meningkatkan risiko perkembangan penyakit autoimun.

Gejala Penyakit Autoimun

Gejala penyakit autoimun dapat bervariasi tergantung pada jenis penyakit dan organ yang terkena. Gejala umumnya meliputi:

  • Kelelahan yang berlebihan
  • Demam
  • Nyeri otot dan sendi
  • Kulit kemerahan atau bersisik
  • Gangguan pencernaan seperti diare atau konstipasi
  • Gangguan sistem saraf seperti kesemutan atau kelemahan otot
  • Penurunan berat badan yang tidak diinginkan

Baca juga: Pahami Tanda-tanda Terjadinya Serangan Panik, Awas Jangan Keliru!

Jenis-jenis Penyakit Autoimun

Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit autoimun yang paling umum terjadi, diantaranya:

1. Artritis Reumatoid (RA)

Artritis reumatoid adalah penyakit autoimun yang menyerang sendi, menyebabkan peradangan, rasa sakit, dan kerusakan sendi. Biasanya terjadi pada tangan, pergelangan tangan, dan lutut. Gejala RA meliputi pembengkakan sendi, kelemahan, dan kekakuan. Pengobatan RA melibatkan obat-obatan imunosupresan dan terapi fisik.

2. Multiple Sclerosis (MS)

Multiple Sclerosis (MS) adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi sel saraf dalam otak, tulang belakang, dan sistem saraf pusat. Pada penyakit ini, sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan lemak yang melindungi serabut saraf (mielin), sehingga menyebabkan gangguan komunikasi antara otak dan seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala, seperti kesulitan berjalan, kelemahan otot, kesulitan berbicara, kehilangan keseimbangan, dan gangguan penglihatan.

Hal ini dapat mempengaruhi siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada wanita dan orang yang berusia antara 20 hingga 40 tahun. Penyebab penyakit ini belum diketahui, tetapi diduga faktor genetik dan lingkungan dapat mempengaruhi risiko terjadinya penyakit ini.

3. Penyakit Autoimun Sistemik (SLE)

Penyakit autoimun sistemik, atau lupus eritematosus sistemik (SLE), adalah penyakit autoimun yang dapat memengaruhi berbagai organ dalam tubuh. Gejala melibatkan kulit, sendi, ginjal, dan organ dalam lainnya. Pengobatan disesuaikan dengan gejala individu.

4. Antibody Syndrome atau Antiphospholipid (APS)

Antibody Syndrome atau Antiphospholipid (APS) adalah kondisi autoimun yang menyebabkan peningkatan risiko pembekuan darah. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi abnormal yang disebut antiphospholipid antibodies. Antibodi ini menargetkan protein yang melekat pada molekul lemak (fosfolipid), yang membuat darah lebih mudah membeku dan membentuk gumpalan darah. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti trombosis, keguguran berulang, dan komplikasi kehamilan lainnya.

5. Celiac Disease

Celiac disease adalah jenis kelainan autoimun kronis yang mempengaruhi usus kecil dan dipicu oleh konsumsi gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, barley, dan gandum hitam.

Penderita celiac memiliki kondisi genetik yang mana sistem kekebalan tubuhnya bereaksi terhadap gluten dan menghasilkan antibodi yang menyebabkan peradangan pada usus dan mengganggu proses pencernaan. Gejalanya sangat bervariasi dan mungkin termasuk masalah pencernaan seperti diare kronis, perut kembung, malabsorpsi, kehilangan nafsu makan, dan kegagalan tumbuh normal pada anak-anak. Selain itu juga muncul kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki, kejang, dan infertilitas.

6. Guillain-Barre Syndrome (GBS)

Sindrom Guillain-Barre (GBS) adalah jenis autoimun langka dan serius yang memengaruhi sistem saraf. Hal ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang bagian sistem saraf tepi, sehingga dapat menyebabkan kelemahan otot, mati rasa, kesemutan, dan nyeri.

Gejala pertama GBS biasanya dimulai pada kaki dan tangan sebelum menyebar ke lengan dan tungkai. Dalam kasus yang parah, GBS dapat menyebabkan kesulitan bergerak, berjalan, bernapas, dan menelan, yang dapat mengancam nyawa. 

7. Psoriasis

Psoriasis adalah jenis penyakit autoimun yang terjadi pada kulit dan ditandai dengan peradangan pada kulit yang menyebabkan kulit bersisik, menebal, mudah terkelupas, dan terasa gatal. Psoriasis dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak, dan tidak menular.

Penyakit ini muncul di bagian kulit mana saja, tetapi biasanya muncul di kulit bagian lutut, siku, punggung bagian bawah, dan kulit kepala. Terdapat beberapa jenis psoriasis, seperti psoriasis plak, gutata, pustular, eritrodermik, inversa, dan arthritis.

Baca juga: Sariawan Tak Kunjung Sembuh: Bisa jadi Pertanda Penyakit Lain?

Pertanyaan Seputar Penyakit Autoimun

1. Apakah seseorang dengan penyakit autoimun dapat hidup normal?

Meskipun penyakit autoimun dapat menganggu kehidupan sehari-hari, banya orang dapat hidup normal dengan pengobatan yang tepat dan manahemen gejala yang baik.

2. Bisakah penyakit autoimun disembuhkan?

Sebagian besar penyakit autoimun tidak memiliki obat yang dapat menyembuhkan secara permanen. Beberapa pengobatan dapat membantu mengendalikan gejala dan memperlambat perkembangan penyakit.

Anda tak perlu khawatir, bukan berarti penyakit ini tidak bisa dikendalikan. Apabila Anda mengalami gejala-gejala penyakit autoimun diatas, segera  berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat.

CarePro dapat membantu Anda untuk mendapatkan pemeriksaan autoimun di rumah dengan aman dan nyaman. Anda juga dapat melakukan konsultasi dokter online terlebih dahulu untuk melakukan langkah perawatan selanjutnya. Layanan Telekonsultasi Care Pro siap membantu Anda dengan konsultasi nyaman di rumah. Download aplikasi Care Pro secara gratis untuk pesan layanan kesehatan yang Anda butuhkan hari ini. Tim medis kami siap membantu keluhan Anda!


REFERENSI

Halodoc (2022). Kenali 5 Jenis-Jenis dan Gejala Penyakit Autoimun. Diakses pada 13 Oktober 2023.

Healthline (2023). Everything to Know About Autoimmune Diseases. Diakses pada 11 Mei 2024.

WebMD (2023). What Is an Autoimmune Disease?. Diakses pada 11 Mei 2024.

American Autoimmune Related Diseases Association. (2022). Autoimmune Disease List. Diakses pada 11 Mei 2024.

National Institute of Allergy and Infectious Diseases. (2022). Autoimmune Diseases. Diakses pada 11 Mei 2024.

Logo Carepro ID

Carepro merupakan perusahaan teknologi yang bergerak dibidang kesehatan yang membantu banyak pengguna jasa untuk mendapatkan fasilitas kesehatan di rumah dengan mudah, nyaman dan juga cepat.

© Copyright 2024 PT Insan Teknologi Persada