Pahami 5 Kebiasaan Buruk yang Dapat Memicu Skoliosis
Content Writer | Carepro.co.id
Daftar Isi
Skoliosis merupakan kelainan postur tulang belakang yang ditandai oleh kelengkungan abnormal pada tulang belakang. Meskipun ada berbagai penyebab skoliosis, termasuk faktor genetik, ternyata kebiasaan buruk juga dapat memicu atau memperburuk kondisi ini.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa kebiasaan buruk yang menjadi pemicu terjadinya skoliosis.
Gejala Skoliosis yang Sering Terjadi
Sebelum membahas lebih lanjut, gejala skoliosis umumnya terjadi pada anak-anak sebelum masa pubertas dengan umur berkisar 10-15 tahun. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengetahui gejala skoliosis lebih awal. Gejala yang umum dirasakan oleh penderita skoliosis, seperti:
- Postur tubuh yang tidak simetris. Salah satu gejala yang paling umum dari skoliosis adalah postur tubuh yang tidak simetris. Tulang belakang yang melengkung dapat menyebabkan satu bahu atau satu pinggul terlihat lebih tinggi dari sisi yang lain. Ini dapat terlihat jelas saat seseorang berdiri atau duduk.
- Bahu atau pinggul menonjol. Penderita skoliosis seringkali memiliki bahu atau pinggul yang menonjol keluar secara tidak wajar. Hal ini disebabkan oleh kelengkungan tulang belakang yang menyebabkan pergeseran struktur tubuh.
- Tulang belakang yang melengkung. Jika seseorang memperhatikan adanya kelengkungan atau semburan di bagian belakang, terutama saat membungkuk ke depan, ini bisa menjadi gejala skoliosis. Tulang belakang yang terlihat melengkung atau sembab adalah tanda fisik yang jelas dari kondisi ini.
- Ketidaknyamanan atau nyeri. Penderita skoliosis sering mengalami ketidaknyamanan atau nyeri pada punggung bagian atas, terutama di daerah yang melengkung. Nyeri ini bisa menjadi gejala skoliosis, terutama saat kelengkungan tulang belakang semakin parah.
- Kesulitan bernapas. Pada kasus skoliosis yang parah, kelengkungan tulang belakang dapat menyebabkan penekanan pada paru-paru, menyebabkan kesulitan bernapas atau pernapasan yang terbatas.
- Perubahan postur tubuh selama pertumbuhan. Pada anak-anak dan remaja, perubahan tiba-tiba pada postur tubuh selama pertumbuhan, seperti salah satu bahu terlihat lebih tinggi dari yang lain, atau tulang belakang terlihat melengkung, bisa menjadi tanda awal skoliosis.
Baca juga: Home Visit Fisioterapi, Solusi Mendatangkan Ahli Fisioterapi ke Rumah
Kebiasaan Buruk Pemicu Skoliosis
Berikut ini adalah beberapa kebiasaan buruk pemicu skoliosis yang perlu dihindari dan diperhatikan:
1. Membungkuk terlalu lama
Membungkuk terlalu lama, terutama di depan komputer atau gadget, merupakan kebiasaan buruk yang dapat memengaruhi postur tubuh. Posisi duduk yang tidak ergonomis dan terlalu seringnya membungkuk dapat menyebabkan tekanan tidak seimbang pada tulang belakang, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kelengkungan abnormal.
Disarankan gunakan kursi dengan dukungan punggung yang baik, dan mengambil istirahat sesekali untuk berdiri dan meregangkan tubuh.
2. Postur duduk di meja yang salah
Postur duduk yang buruk saat bekerja di meja dapat meningkatkan risiko terjadinya skoliosis. Duduk dengan punggung melengkung atau tidak tegak dapat menyebabkan tekanan tidak seimbang pada tulang belakang dan memicu perkembangan kelainan postur tersebut.
Hal ini biasanya sering dilakukan anak-anak, salah satunya ketika menulis sambil tiduran. Posisi menulis sambil tiduran di meja dalam kurun waktu yang lama membuat tulang belakang menjadi tidak lurus dan berpotensi menyebabkan skoliosis.
Gunakan kursi yang ergonomis dengan dukungan punggung yang baik dan pastikan monitor komputer berada pada tingkat mata yang nyaman.
3. Duduk bersila terlalu lama
Duduk bersila terlalu lama, baik di atas kursi atau di lantai, dapat menyebabkan tekanan tidak seimbang pada tulang belakang. Posisi duduk ini dapat menyebabkan salah satu sisi tubuh lebih terbebani daripada yang lain, yang pada akhirnya dapat mengarah pada perkembangan skoliosis. Berusahalah untuk duduk dengan posisi tegak dan punggung lurus, dengan kaki datar di tanah atau di atas alas kaki yang nyaman.
4. Membawa tas terlalu berat
Membawa tas yang terlalu berat, terutama menggunakan satu bahu, adalah kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh banyak orang, terutama siswa yang membawa beban sekolah. Beban yang tidak seimbang pada satu sisi tubuh dapat menyebabkan tekanan berlebih pada tulang belakang dan memicu perkembangan skoliosis.
Disarankan untuk gunakan tas dengan bahu yang dapat disesuaikan atau gunakan tas ransel yang memiliki dua tali bahu untuk mendistribusikan berat secara merata.
5. Mengangkat beban berat dengan posisi yang salah
Mengangkat beban berat secara salah, terutama dengan posisi tubuh yang tidak benar, dapat menyebabkan cedera pada tulang belakang. Tekanan yang berlebihan pada tulang belakang dapat mengakibatkan ketegangan dan ketidakseimbangan otot, yang pada akhirnya dapat memperburuk atau memicu skoliosis. Ketika mengangkat beban, pastikan untuk menggunakan teknik yang benar, yaitu dengan menekuk lutut dan mengangkat dengan punggung lurus.
Baca juga: Dokter Panggilan Terdekat dari Rumah Anda (Tersedia 24 Jam)
Setelah mengetahui faktanya diatas, hendaknya kita menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut dan mengadopsi pola hidup yang sehat. Hal ini dapat membantu menjaga kesehatan tulang belakang dan mencegah terjadinya skoliosis. Jika Anda mengalami gejala skoliosis atau mencurigai adanya kelainan postur tulang belakang, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli ortopedi untuk evaluasi dan penanganan yang tepat.
Anda dapat melakukan konsultasi dokter online terlebih dahulu untuk melakukan langkah perawatan selanjutnya. Dokter homecareCare Pro siap membantu Anda dengan konsultasi nyaman di rumah. Download aplikasi Care Pro untuk pesan layanan homecare yang Anda butuhkan hari ini.
REFERENSI
Lanman Spinal Neuro Surgery (2022). Can Bad Posture Cause Scoliosis. Diakses pada 11 Maret 2024.
Advanced Chiropratic & Rehab. Bad Back Habits: Ways Youâre Making Your Back Pain Worse. Diakses pada 11 Maret 2024.
Thrive Health Center (2021). 7 Bad Habits That Harm Your Spine Health. Diakses pada 11 Maret 2024.
Web MD (2023). Scoliosis. Diakses pada 11 Maret 2024.