Mitos atau Fakta: Benarkah Epilepsi Menular dan Tidak Bisa Disembuhkan?

Jese Leos

Content Writer | Carepro.co.id

Epilepsi adalah kondisi medis yang sering kali disalahpahami oleh masyarakat luas. Beberapa orang menganggap bahwa epilepsi adalah penyakit yang menular dan tak bisa disembukan. Lantas, apakah hal itu benar?

Epilepsi adalah kondisi medis yang sering kali disalahpahami oleh masyarakat luas. Kondisi ini umumnya terjadi akibat adanya aktivitas listrik yang berlebihan di otak. Beberapa orang menganggap bahwa epilepsi adalah penyakit yang menular dan tak bisa disembukan. Lantas, apakah hal itu benar? Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui informasi selengkapnya.

Mengenal penyakit Epilepsi

Epilepsi adalah gangguan neurologis kronis yang ditandai oleh kejang yang berulang. Kejang disebabkan oleh gangguan aktivitas listrik yang abnormal di dalam otak. Ketika seseorang memiliki episode kejang, neuron-neuron di otak melepaskan sinyal listrik secara tidak teratur, yang dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari kejang fisik hingga perubahan perilaku atau perasaan.

Epilepsi dapat memengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial. Meskipun penyebab pasti epilepsi tidak selalu jelas, beberapa faktor yang perlu diwaspadai, diantaranya:

  1. Memiliki riwayat keluarga yang mengidap epilepsi.
  2. Pernah mengalami cedera kepala.
  3. Memiliki kelainan genetik sepeti Down Syndrom.
  4. Mengalami lumpuh otak atau cerebral palsy.
  5. Mengalami kondisi yang menyebabkan kerusakan pada otak, seperti stroke atau tumor otak.
  6. Penyalahgunaan obat-obat terlarang.
  7. Menderita penyakit menular, seperti meningitis, HIV/AIDS/, atau radang otak.
  8. Bayi yang lahir prematur.
  9. Sering mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan/.

Apakah benar Epilepsi menular?

Sebagian individu kerap mengkhawatirkan mengenai, apakah penyakit epilepsi adalah penyakit menular atau tidak. Sebab, ketika penderita epilepsi sedang mengalami kejang sering kali dibarengi dengan mengeluarnya air liur atau buang air kecil tanpa sadar. Hal inilah yang dianggap dapat menularkan epilepsi ke orang lain. Lantas, apakah jawabannya benar?

Jawabannya adalah mitos. Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu faktor yang menyebabkan epilepsi adalah kelainan struktural pada sistem saraf pusat sehingga menimbulkan pola aktivitas listrik yang tidak normal di otak. Meski penyababnya masih perlu diidentifikasi lebih lanjut, namun dapat dipastikan bahwa epilepsi bukan kondisi yang dapat ditularkan secara langsung dari satu orang ke orang lain. Sebaliknya, epilepsi cenderung memiliki dasar genetik atau dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti cedera kepala, trauma, atau kondisi medis lainnya.

Apakah Epilepsi dapat disembuhkan?

Mengenai hal ini, hingga saat ini memang masih belum dipastikan adanya metode pengobatan yang dapat menyembuhkan epilepsi secara total. Namun, kondisi ini dapat dikendalikan untuk mengurangi frekuensi dan mencegah kambuhnya epilesi dengan beberapa tindakan medis yang tepat. Beberapa tindakan yang umumnya dilakukan untuk menangangani epilepsi diantaranya sebagai berikut:

1. Terapi stimulasi saraf

Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk membantu mengendalikan gejala epilepsi yaitu terapi stimulasi saraf vagus. Terapi ini dilakukan dengan cara memasan alat khusus pada bagian bawah tulang selangka kiri guna membantu menurunkan aktivitas listrik yang berlebihan atau abnormal di otak.

2. Melakukan diet keto

Selain terapi, pasien epilepsi terutama yang terjadi pada anak-anak disarankan untuk menerapkan diet keto. Diet keto adalah diet yang dilakukan dengan mengurangi konsumsi karbohidrat dan meningkatkan asupan lemak dalam jangka waktu tertentu di bawah pengawasan dokter.

3. Penggunaan obat-obatan

Pengobatan untuk epilepsi umumnya juga melibatkan penggunaan obat anti-epilepsi (AED) untuk mengurangi frekuensi dan keparahan kejang. Beberapa jenis obat tersebut diantaranya:

  1. Asam valproate.
  2. Lamotrigine.
  3. Carbamazepine.
  4. Topiramate.
  5. Levetiracetam.

4. Tindakan operasi

Jika konsumsi obat-obatan dan terapi yang sudah dilakuukan tidak efeektif untuk menurunkan gejala epilepsi, maka dokter dapat menindaklajuti dengan tndakan operasi. Umumnya, terdapat dua tindakan metode operasi yang dilakukan:

  1. Deep Brain Stimulation (DBS). Tindakan operasi dengan memasan alat khusus atau disebut elektroda ke dalam otak. Kemudian akan dihubungkan dengan perangkat stimulasi atau pacemaker untuk mengendalikan aktivitas sinyal listrik pada otak.
  2. Pembedahan bagian otak yang menyebabkan epilepsi. Hal ini perlu dipastikan, bahwa bagian otak tersebut tidak memiliki funsgi yang esensial untuk mengatur kemampuan pendengaran, penglihatan, berkomunikasi, serta fungsi kognitif lainnya.

Penting untuk dicatat bahwa setiap kasus epilepsi adalah unik, dan pengobatan yang efektif dapat bervariasi antara individu. Pentingnya konsultasi dengan dokter atau spesialis neurologi untuk menentukan rencana pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing individu sangatlah penting.

Apabila Anda membutuhkan layanan Caregiver Live In, Caregiver Visit, Dokter Visit, Fisioterapi, Perawat Live In, Perawat Visit, dan Telekonsultasi yang berpengalaman dan profesional, Anda bisa langsung hubungi atau download aplikasi Care Pro


REFERENSI

Medical News Today (2019). What to know about epilepsy. Diakses pada 18 Februari 2024.

Healthline (2022). What Is Epilepsy?. Diakses pada 18 Februari 2024.

WHO (2024). Epilepsy. Diakses pada 18 Februari 2024.

Logo Carepro ID

Carepro merupakan perusahaan teknologi yang bergerak dibidang kesehatan yang membantu banyak pengguna jasa untuk mendapatkan fasilitas kesehatan di rumah dengan mudah, nyaman dan juga cepat.

© Copyright 2024 PT Insan Teknologi Persada