Kenali 5 Jenis Penyakit Gangguan Kendali Impuls, Kleptomania Salah Satunya!

Jese Leos

Content Writer | Carepro.co.id

Ketika berbicara mengenai kesehatan mental, salah satu aspek yang sering diabaikan adalah gangguan kendali impuls.

Ketika berbicara mengenai kesehatan mental, salah satu aspek yang sering diabaikan adalah gangguan kendali impuls. Dilansir dari Halodoc, gangguan kendali impuls adalah suatu gangguan kejiwaan yang umumnya ditandai dengan tindakan berulang dan cepat tanpa pertimbangan konsekuensi dari perilaku tersebut.

Tak hanya merugikan penderitannya sendiri, namun gangguan ini juga dapat merugikan orang lain. Gangguan ini umumnya terbagi menjadi lima jenis. Apa saja? Simak ulasan berikut untuk informasi lebih lanjut mengenai jenis gangguan impuls.

Jenis-jenis gangguan impuls

Biasanya penderita akan merasa lega setelah melakukan tindakan impulsif. Namun, hal itu hanya bersifat jangka pendek. Perasaan malu atau rasa bersalah akan terjadi kemudian. Berikut ini adalah jenis-jenisnya:

1. Kleptomania

Anda mungkin sering mendengar kleptomania bukan? Jadi, kleptomania adalah gangguan impuls yang biasanya ditandai dengan pencurian barang yang tidak diperlukan untuk kebutuhann pribadi dan dilakukan secara berulang. 

Tindakan ini bukan untuk mengekspresikan kemarahan, balas dendam, atau merespon halusinasi ataupun delusi saja. Mereka hanya menimbun barang curian, memberikan ke orang lain, dikembalikan ke toko, atau hanya dibuang. Bahkan, penderita kleptomania umumnya tidak mengerti tujuan dan alasan mengapa mereka melaukan pencurian. Pasalnya, penderita kleptomanisa umumnya memiliki hidup yang layak dan kondisi finansial yang stabil.

Selain itu, gangguan ini banyak dialami pada akhir masa remaja atau dewasa. Namun, banyak juga terjadi pada anak-anak yang berussia 4 hingga 9 tahun dan para lansia berusia diatas 70 tahun.

2. Judi patologis

Judi patologis adalah kondisi gangguan impuls yang ditandai dengan pola maladatif, yaitu ketika seseorang merasa candu dan gigih untuk mempertaruhkan uang dalam jumlah yang semakin banyak dan secara berulang. Ketika mereka berhenti, penderita akan merasa gelisah.

Kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan impusif sebab dapat mengakibatkan berkurangnya kualitas hidup, hubungan dalam keluarga terganggu, hingga kemiskinan. 

3. Intermittent explosive disorder

Intermittent explosive disorder umumnya ditandai dengan perilaku agresif, kasar, impulsif, atau ledakan verbal yang tiba-tiba dan terjadi berulang kali. Penderita akan bereaksi secara berlebihan terhadap situasi tersebut. Contoh perilaku berlebihan yang terjadi yaitu, kekerasan dalam rumah tangga, menghancurkan benda, ataupun kemarahan terhadap situasi apapun.

Ledakan emosi yang terputus-putus namun berulang kali ini dapat menyebabkan penderita tertekan dan akan berdampak negatif pada pekerjaan maupun hubungan. Gangguan ini perlu segera ditangani, sebab termasuk gangguan mental yang kronis dan dapat berlanjut hingga bertahun-tahun, meskipun tinggak keparahan gejalanya dapat menurun seiring berjalannya waktu.

4. Compulsive Buying

Seseorang dengan compulsive buying, biasanya akan merasa sangat senang dengan pembelian barang yang tidak dibutuhkan atau dengan apa yang sudah dibeli. Bahkan mereka sering tidak menggunakan barang yang sudah dibeli.

Meski awalnya terasa menyenangkan, terkadang mereka yang menderita gangguan ini juga memiliki rasa bersalah dan malu. Selain itu, gangguan ini tentu sangat mengganggu fungsi sosial atau pekerjaan yang menyebabkan masalah keuangan. 

5. Pyromania

Pyromania adalah gangguan kelainan jiwa yang biasanya jarang ditemui. Kondisi ini dtandai dengan pembakaran yang dilakukan sengaja tanpa memperdulika kerusakan atau cedera serta dilakukan secara berulang. Mereka umumnya sangat terpesona dengan api. Setelah melakukan pembakaran, penderita an mengalami rasa puas, pelepasan ketegangan batin yang menumpuk begitu api dinyalakan. Guna mengatasi gangguan ini, mungkin perlu dilakukan terapi perilaku kognitif.

Faktor terjadinya gangguan impulsif

Pada umumnya, pemicu utama terjadinya gangguan impulsif adalah stres internal dan eksternal. Jenis gangguan impulsif yang terjadi juga berasal dari kerentanan neurologis dan tekanan lingkungan. Namun, ada faktor lain yang diduga menjadi penyebab seseorang mengalami gangguan impulsif, diantaranya:

  1. Penggunaan obat-obatan kronis atau alkohol
  2. Adanya faktor genetik yang mengalami gangguan kendali impulsif.
  3. Lingkungan yang kurang stabil atau penuh tekanan.
  4. Mengalami kekerasan, trauma, atau kehilangan.
  5. Perubahan dalam fungsi neurotransmitter, terutama serotonin dan dopamin.
  6. Ketidakseimbangan kimia dalam otak juga dapat mempengaruhi regulasi mood dan kontrol impuls.

Mengenali jenis-jenis gangguan kendali impuls dan faktor risiko yang terkait adalah langkah awal untuk pencegahan dan pengelolaan kondisi ini. Bantuan profesional, seperti konseling atau terapi perilaku kognitif, dapat membantu mereka yang mengalami gangguan kendali impuls untuk mengembangkan strategi mengatasi dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Referensi:

Verywell Mind (2023). Impulse Control Disorder and Impulsive Behavior. Diakses pada 24 Desember 2023.

Healthline (2020). Is Impulsive Behavior a Disorder?. Diakses pada 24 Desember 2023.

Medical News Today (2023). What are impulse control disorders?. Diakses pada 24 Desember 2023.

Logo Carepro ID

Carepro merupakan perusahaan teknologi yang bergerak dibidang kesehatan yang membantu banyak pengguna jasa untuk mendapatkan fasilitas kesehatan di rumah dengan mudah, nyaman dan juga cepat.

© Copyright 2024 PT Insan Teknologi Persada